Sabtu, 12 April 2014

Jadi Konselor Itu Tidak Mudah Bro~



The counselor as a person and as a professional. Maksudnya adalah konselor juga manusia, ia juga memiliki sifat-sifat manusia tapi ia juga mempunyai faktor pembeda yang menjadikan ia seorang konselor professional. Nah, seperti judul artikel ini jadi konselor itu tidak mudah bro ~
Pertama, untuk menjadi seorang konselor yang professional anda harus memenuhi syarat-syarat berikut:
  •  Pendidikan minimal S1 atau D3 BK/PPK (Pendidikan Profesi Konseling). Jadi sayang sekali lulusan S1 Psikologi tidak bisa menjadi konselor L 
  • Memiliki pengalaman kerja
  • dan tentu saja seorang konselor harus kompeten dibidangnya.
Kedua, seorang konselor harus memenuhi personal characteristic tertentu. Apa saja personal characteristic tersebut? Check it out!
  • Harus memiliki identitas diri
  • Menghormati dan menghargai diri mereka sendiri
  • Mampu mengenali dan menerima kekuatan mereka sendiri
  • Terbuka terhadap perubahan
  • Memperluas kesadaran mereka tentang diri dan orang lain
  • Bersedia dan mampu mentolerir ambiguitas
  • Sedang mengembangkan konseling mereka sendiri
  • Dapat mengalami dan mengetahui dunia klien
  • Feel alive, dan pilihan mereka berorientasi hidup
  • tulus, dan jujur
  • memiliki rasa humor
  • Mereka membuat kesalahan dan bersedia mengakui kesalahan tersebut
  • menghargai pengaruh budaya
  • mampu mengembangkan diri
  • membuat pilihan yang mengubah hidup
  • memiliki minat yang tulus dalam kesejahteraan orang lain 
Ketiga, untuk menjadi seorang konselor professional, anda harus menghadapi beberapa masalah yang biasa dihadapi konselor muda, yaitu :
  • sulit mengetahui style-nya sendiri
  • Menangani/berhadapan dengan kecemasan diri sendiri
  • Being and disclosing ourselves
  • Avoiding perfectionism
  • Menjadi jujur ​​tentang keterbatasan  diri
  • Understanding silence
  • Berurusan dengan tuntutan klien
  • Berurusan dengan klien yang tidak terikat
  • Mengembangkan rasa humor, dan lain-lain
Jadi, sekarang sudah tau kan mengapa tidak mudah untuk menjadi seorang konselor? apalagi untuk menjadi seorang konselor yang profesional. Anda tertantang? Silahkan dicoba J





Why Do We Need Guidance and Counseling?



Terdapat dua perspektif yang menjelaskan kenapa kita membutuhkan bimbingan dan konseling, yaitu perspektif psikologis dan perspektif agama.
A. Perspektif psikologis
Sebelumnya saya akan membahas 3 prinsip philosophy guidance, yaitu :
  • Unique. Seperti yang kita tau, manusia itu merupakan individu yang unik yang berarti ia mempunyai sesuatu yang dapat membedakan ia dengan individu lainnya. Sesuatu disini maksudnya adalah personality, trait, character dan self adjustment.
  •   Activities. Merupakan dinamika individu untuk mencapai mimpinya/tujuan hidupnya. Untuk mencapai tujuannya tersebut, individu memerlukan bantuan orang lain.
  • Continues. Seorang individu membutuhkan bimbingan sejak ia lahir sampai meninggal.
Jadi, menurut perspektif psikologis manusia membutuhkan bimbingan dan konseling karena :
  •   Loved, manusia butuh dicintai
  • Accepted, manusia butuh diterima
  • Acknowledge, manusia butuh dihargai atau dihormati
  • Attitude, manusia butuh mengembangkan sikap tertentu
  •  Manusia butuh untuk mengembangkan pola pikir yaitu critical thinking, analytical thinking dan creative thinking.
B.  Perspektif Agama
Dalam perspektif agama terdapat 2 istilah, yaitu :
Fitrah
kata lainnya adalah purity/innocent yang berarti suci. Fitrah juga berarti potensi dan keyakinan untuk mempercayai satu Tuhan. Dalam Islam terdapat konsep bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah.
Kullu mauludin yuladu ‘alalfitrah, fa abawahu yuhawwidanihi au yunasshironihi au yumajjisanihi – setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi.”
Berdasarkan hadis tersebut, potensi ini diberikan kepada manusia bersamaan dengan ditiupkannya ruh yaitu saat kandungan berusia 4 bulan (120 hari). Sedangkan wujud dari potensi tersebut terdapat dalam 99 asmaul husna, dimana potensi pada manusia ini terbatas dalam kondisi tertentu. Maka bersyukurlah kita diciptakan sebagai manusia, mahluk Allah yang paling sempurna J
Nafs
Sigmund Freud yang mengatakan bahwa pada dasarnya manusia itu terlahir tidak kosong, melainkan memiliki dua dorongan yang kuat, yaitu sex dan agresi. Dalam perspekti agama terdapat 3 tingkatan jiwa:
  •  Nafs amarah (Get pleasure and avoid pain)
  •  Nafs lawwamah (Blame yourself stage)
  •  Nafs muthmainnah (jiwa yang tenang)
Jadi, dalam perpektif agama mengapa kita membutuhkan bimbingan dan konseling adalah :
  • Untuk mengurangi nafs amarah
  •  Mengangkat naf lawwamah ke nafs muthmainnah
  • Menjaga nafs muthmainnah

By :
Free Blog Templates